Bagaimana Meningkatkan Jiwa Enterpreneurial dalam Tim Bisnis Anda

Beberapa minggu lalu saya membaca kata-kata Pak Armala di Facebook mengenai pentingnya jiwa enterpreneur di dalam tim bisnis kita.

Quote Pak Armala, MPS tentang tim di dalam bisnis

Dalam hati saya langsung haqqul yaqin mengiyakan. Nah.. Benar sekali! Kalau tim bisnisnya tidak punya jiwa enterpreneur, gimana caranya mereka bisa membantu kita mencetak omset?

Saya ada beberapa tips yang mungkin bisa Anda gunakan untuk mengembangkan enterpreneurship di kantor. Saya saripatikan tips berikut ini dari hal-hal yang biasa saya lakukan terhadap tim bisnis saya. Bukan cuma dibiasakan, tapi amat sangat ditekankan.

1/ Membolehkan Salah

Rumus saya tentang kesalahan:

  1. Setiap orang boleh salah. Hadapi.
  2. Semakin banyak salah, semakin banyak belajar dan pintar.
  3. Setiap kesalahan, pasti akan ada konsekuensi
  4. Tidak ada kesalahan yang lebih fatal daripada berkhianat kepada perusahaan
  5. Diluar kesalahan itu, setiap kesalahan pasti dimaafkan

Ada kejadian menarik waktu saya merekrut salah satu staf keuangan di kantor. Begitu ia diterima, 3 hari kemudian minta resign. Saya terkejut. Bukan karena marah, tapi hanya ingin tau, kenapa kok begitu cepat.

Usut punya usut, ternyata ia kaget dengan volume pekerjaan keuangan yang ada di kantor saya. Kata-kata berikutnya yang muncul dari dia: “Saya takut bikin salah nanti, karena saya baru pertama kerja dengan volume pekerjaan seperti ini”.

Langsung saya ketawa. Saya bilang kepadanya: “Kamu harus berani berbuat salah. Hadapi. Justru kesalahan-kesalahan kamu nanti yang akan membentuk sebuah aset yang disebut pengalaman”.

Hampir semua orang selalu saya tantang dan cari-cari kesalahannya. Kadang saya marahi. Sampai dia sadar. Tapi tidak ada sebersit pun hati saya marah betulan. Saya hanya marah untuk memberikan anchor di dalam hatinya. Tidak pernah salah pun malah saya marahi, karena biasanya yang tidak pernah salah adalah orang yang tidak mau berpikir dan bertindak lebih.

2/ Manajemen Makro

Perkataan saya kepada tim bisnis saya: “Tugasmu adalah menjalankan perusahaan. Tugas saya adalah mengembangkan bisnis.” Falsafah ini saya perkuat dari kelas Grounded Business Coaching bersama Coach Dr. Fahmi di Malang.

Artinya, saya membentuk tim saya untuk menjadi small CEO. Mereka berhak untuk menentukan apapun, menjalankan apapun, membuat organisasi apapun, merekrut siapapun, asal perusahaan masih tetap sehat. Tugas saya menentukan arah. Mengoreksi jika ada arah yang salah.

Simon Sinek, pembicara internasional mengenai leadership mengatakan,“When we tell people to do their jobs, we get workers. When we trust people to get the job done, we get leaders”.

Dalam beberapa big project di bisnis saya, keberlangsungannya saya serahkan kepada tim. Misal untuk melakukan merger ataupun akuisisi bisnis. Mulai dari analisa bisnis, due diligent, forecasting bisnis tersebut kedepan, semuanya mereka yang mengerjakan. Saya hanya memastikan mereka right on the track, dan kadang tidak mencampuri keputusan apapun kecuali mereka meminta saran.

Tugas-tugas dan pembiasaan seperti ini akan meningkatkan ownership tim Anda terhadap bisnis. Mereka akan benar-benar terlibat dalam bisnis Anda dan lebih merasa “dianggap”.

3/ Mengizinkan ada ide baru

Beberapa anggota tim bisnis saya ada yang punya external project di luar kantor. Punya kegiatan sendiri di luar kantor yang juga mengambil sebagian waktu kehidupannya. Ada yang punya website sendiri dan menghasilkan uang dari adsense, ada yang punya project coding di bisnis lain, dsb. Prinsip saya: silakan, asal semua pekerjaan tidak ada yang terbengkalai dan tidak berkhianat terhadap perusahaan.

Hal-hal yang mereka lakukan diluar, seringkali berdampak positif terhadap bisnis saya. Lahir ide-ide baru yang lebih kreatif, kadang muncul produk-produk baru yang diluar ekspektasi, dan beberapa orang malah mengasah kemampuannya lebih tinggi ketika mereka mengerjakan pekerjaan di luar. Artinya ini adalah hal baik.

Oleh karena itu saya amat sangat menjunjung tinggi adanya hal baru, kreatifitas, sikap proaktif, bergerak dulu, berpikir mendalam, dan sebagainya. Kalau ada karyawan Anda yang mungkin sangat potensial untuk berkembang, sekolahkan. Kursuskan. Agar ada ide-ide pemikiran baru di kepala mereka. Dorong mereka untuk juga memiliki aktivitas di luar pekerjaan agar pikiran tetap fresh dan menemukan hal baru.

At the end, jika organisasi bisnis Anda ingin lebih bersifat kreatif dan memiliki enterpreneurship tinggi, maka pertanyaan saya buat Anda: siapkah ANDA yang melakukan hal-hal baru diatas terlebih dulu?

Scroll to Top