7 Pelajaran Penting Mengenai Kekayaan

Saya percaya bahwa orang kaya, bukan karena tiba-tiba. Tapi lebih karena ia memiliki “sistem berpikir” yang bisa membuat dia kaya.

Sama juga sebaliknya, orang miskin ada karena ia memiliki “sistem” untuk tetap berada dalam kondisi miskin.

Tahun 2002, Jack Whittaker memenangkan lotere di US. Nilainya tidak tanggung-tanggung, $315 juta. Mungkin kalau dirupiahkan dengan kurs hari ini, sekitar Rp 4T. Wow jumlah yang fantastis banget. Apa yang terjadi kemudian?

  • Cucunya overdosis karena narkoba
  • Keluarganya berantakan
  • Hidupnya selalu was-was karena banyak orang ingin berbuat jahat terhadap dia
  • Ungkapan Jack: “Andaikan hari itu tiket lotere kami sobek. Hidup kami hancur karena lotere”

Donna Mikkin. Tahun 2007 ia memenangkan lotere sebesar $34 Juta. Ratusan miliar lah kalau di rupiahkan. Ketika diwawancarai beberapa tahun kemudian, Ia mengatakan: “lotere telah menghancurkan hidup saya”.

Kisah ini masih bisa diteruskan dengan contoh-contoh yang ada di sekitar kita. Pasti kita kenal 1-2 orang yang hidupnya seperti enak banget, orang tua kaya raya, tapi ternyata anaknya rusak, jatuh miskin, dan sejenisnya.

Simply said, orang-orang ini, tidak memiliki sistem berpikir orang kaya. Mereka tiba-tiba memiliki banyak sekali uang, bingung mau dikemanakan, sampai akhirnya habis tak bersisa.

Sehingga saya berpendapat, orang kaya dimulai dari pikirannya, bukan dari isi rekeningnya.

Daftar Isi

Bagaimana pikiran orang kaya?

Saya pernah membaca sebuah buku klasik berjudul, “the richest man in babylon”. Buku ini dikarang oleh George S. Clason. Bapak George ini memberikan 7 prinsip yang disampaikan dalam bentuk kisah fiksi seorang juru tera bernama Arkad yang jauh lebih kaya dari rekan-rekannya.

Prinsip 1. Mulailah menggemukkan isi dompetmu.

Biasanya orang selalu menghabiskan isi dompetnya setiap ia gajian atau dapat lotere (ingat cerita diatas). Dalam buku ini, dilarang. Gunakan 10% untuk keseharian, dan 90% untuk “disimpan”. Dengan cara ini kita akan memiliki simpanan yang besar dan terus bertambah.

Prinsip 2. Atur pengeluaranmu.

Kalau sudah disimpan, maka coba cek, ada atau nggak pengeluaran yang sia-sia, tidak berguna, dan bisa dikurangi. Simpel. Tapi berapa banyak yang sering kecolongan bayar ini itu padahal tidak bermanfaat.

Prinsip 3. Tumbuhkan uangmu.

Ingat yang 90% tadi? Nah pikirkan bagaimana caranya agar yang 90% itu bertumbuh. Investasikan. Ingat bahwa investasi terbaik adalah kepada isi kepala Anda sendiri, dimana isi kepala itu bisa mendatangkan uang lagi yang berlipat-lipat.

Prinsip 4. Jangan kehilangan uang.

Oke berinvestasi. Kalau tempatnya salah, orang yang mengerjakan salah, coinnya salah, sama aja bohong. Pastikan kamu tidak kehilangan uang. Prinsip Warren Buffet #1: “Don’t lose money”.

Prinsip 5. Miliki properti sendiri.

Pastikan Anda memiliki rumah Anda sendiri, bukan mengontrak. Simpel dan sederhana sih. Setelah Anda bisa mendapatkan uang yang cukup dari investasi di poin 2-4, maka pertama kali belilah rumah untuk dirimu dulu. Kira-kira begitu spiritnya yang saya tangkap dari kisah Arkad ini. Karena dengan Anda membeli rumah untuk diri sendiri, itu sama dengan berinvestasi bukan hanya pada properti, tapi juga suasana hati, diri sendiri, dan keluarga.

Prinsip 6. Miliki penghasilan masa depan.

Suatu hari, pekerjaan kita akan hilang. Tubuh kita akan renta. Fisik kita akan menurun. Maka, kita harus menyiapkan penghasilan kita di masa depan. Apa itu? Bisa dengan memiliki bisnis, atau sumber penghasilan lain yang bersifat sebagai “residual income”.

Prinsip 7. Tingkatkan kemampuanmu untuk menghasilkan uang.

Hal ini bisa ditempuh dengan menaikkan hasil kualitas kerja kita, tim kita, brand kita, atau apapun yang membuat orang lain mau membayar kita semakin mahal. Artinya, harga kinerja kita per waktu akan semakin mahal. Kalau dulu dibayar 100.000 per jam, maka gimana caranya kita membuat diri kita sendiri layak dibayar 1 juta per jam. Dengan ini kita akan memiliki uang lebih dan akan kembali ke siklus prinsip #1.


Secara hal teknis, beberapa bagian dalam buku ini memang akan terdengar “jadul”. Namun prinsip-prinsip dasarnya, masih cukup relevan untuk dijadikan pegangan sampai hari ini.

Selamat menikmati perjalanan menjadi kaya!

7 thoughts on “7 Pelajaran Penting Mengenai Kekayaan”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top