Diskusi Pixel Facebook

Sudah hampir beberapa tahun ke belakang Facebook membuat revolusi dalam dunia periklanan dengan hadirnya pixel Facebook. Pixel ini sangat membantu para advertiser dalam melakukan penempatan dan optimisasi iklan. Apalagi ditunjang dengan objective Website Conversion, membuat kita semakin mudah dalam beriklan.

Namun masalah klasik yang masih sering terjadi dalam Facebook ads adalah discrepancies antara data yang disajikan oleh Facebook dengan kenyataan yang ada. Discrepancies ini sangat frustrating, dan kadang membuat malas para advertisers.

Contoh yang paling terbaru 🙂

Sebagai contoh, lihat gambar diatas. Kalau dari logika funneling, initiate checkout vs purchase, haruslah lebih tinggi initiate checkout, karena firing purchase tidak akan terjadi jika tidak ada initiate checkout.

Jika dicocokkan dengan data yang existing di website, nilainya jauh dari 15 purchase. Padahal setiap purchase selalu terjadi di website. 😀 Data-data ini yang membuat terkadang saya berpikir bahwa tracking Facebook tidak begitu dapat diandalkan, meskipun kita tetap butuh optimization feature-nya yang sungguh killer.

Oleh karena itu ketika ada update fitur dari Facebook berupa rules start/stop ads, saya yang termasuk agak skeptis. Apakah fitur ini bisa benar-benar diandalkan untuk mengambil keputusan? Apakah benar-benar bisa valid saat kita memberikan parameter stop? Jangan-jangan malah winning ads dimatikan hanya karena ada discrepancies data  konversi.

Fitur Facebook yang ini benar-benar mengandalkan kinerja pixel Facebook, sementara dari pixel itu sendiri kurang reliable/kurang andal, padahal sudah bertahun-tahun pixel ini eksis. Apa benar, Facebook is the most successful failure company? 😀 😀

Silakan bubuhkan komentar Anda 🙂

5 thoughts on “Diskusi Pixel Facebook”

  1. Kang Army, salam kenal. Blognya bagus 🙂

    Mungkinkah Facebook menghitung users yang membuka halaman order summary, untuk kepentingan tracking, checking order status, dll sebagai purchase? Kalau eventnya standard event FB dan bukan custom saya rasa mungkin saja halaman-halaman yang khusus diakses setelah checkout secara general terhitung Purchase.
    Haha, tapi ini hanya tebak-tebakan newbie yang tinggat kepercayaan diri terhadap settingan eCommerse sitenya masih ragu-ragu juga ya Kang…

    Kalau Akang mungkin beda lagi, sudah yakin selisih itu bug. Walaupun saya juga tidak mengatakan tidak mungkin tidak ada bug.

    Hal lainnya yang bisa saya fikirkan adalah perbedaan funnel tiap2 CMS, dan bagaimana facebook membaca dan memetakannyakannya sebagai event tertentu. Mungkin by default facebook bisa kenali flow standard eCommerce site dari CMS atau app framework mainstream, tapi optimasi disana sini membuat pixel ketipu jadi dia fire menggunakan asumsi basic. Jiah, jadi facebook yang newbie yah. Hahaha…

    Gimana tuh Kang Army?

    1. kalo pixel firing yang berdasarkan parameter tag nya. Misal add to cart, kita sesuaikan add to cart di website kita dengan standard event nya facebook. Jadi FB nggak nebak-nebak. Yang nyetting itu kita. Sementara yang double firing, sebenernya bisa disiasati pakai script khusus yang membatasi setiap user hanya dideteksi 1x firing saja, khususnya untuk purchase. Jadi kalo semua sudah disetting dengan benar, masih ada discrepancies, ya itu ada di FB yang mungkin loading pixelnya bermasalah. Kasus ini bukan cuma di saya, melainkan di seluruh dunia, banyak advertiser lain juga mempermasalahkan hal yang sama. Sekarang sudah lebih baik daripada tahun awal-awal pixel keluar.

      1. Mas Army agar tidak double firing setiap user, dengan menyiasati pakai script khusus itu, boleh minta petunjuk caranya mas?? terima kasih..

  2. mas minimal harus berapa kali ter trigger agar pixel purchase paham audience yg tepat utk produk kita?

Leave a Reply to Ali Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top